Melihat statistik pemain senilai 41 juta euro yang diungkap oleh Bom negara, ada bukti kalau dia memang salah satu pemain elite. Bahkan Mac Allister bisa dikatakan sebagai gelandang terbaik Liverpool di era Jurgen Klopp.
Mac Allister berada di jajaran elit untuk kombinasi tekel, intersepsi, dan tekanan. Hal ini juga dipadukan dengan cara dia mengontrol bola. Hal ini sangat penting dalam analisis statistik, di mana Liverpool menguasai lebih dari 60 persen penguasaan bola pada musim 2023/2024 usai laga melawan Brentford.
Agar adil bagi Mac Allister, hanya 13 pemain di Inggris, Prancis, Jerman, Italia, dan Spanyol yang telah memainkan setidaknya jumlah pertandingan yang sama dengan pemain asal Argentina tersebut, dengan rata-rata lebih banyak gabungan tekel dan intersepsi per 90 menit, terlepas dari penguasaan bola. .
Dari data Opta, Mac Allister melakukan 5,79 tekel dan intersepsi disesuaikan penguasaan bola per 90 menit, angka yang hanya dikalahkan Thiago Alcantara pada musim 2020/2021 dan musim-musim berikutnya dalam enam musim terakhir.
Fabinho paling dekat dengan rekor Macca yakni 5,60 pada musim 2019/20. Hal ini tidak membuktikan bahwa mantan pemain Brighton ini adalah gelandang bertahan yang lebih baik dibandingkan rekannya dari Amerika Selatan, namun lebih unggul dalam metrik pertahanan utama.
Data tekan Apa yang dilakukan juga menguntungkan Mac Allister. Pada 20 Februari 2024, pemain Argentina ini mencatatkan rata-rata 29,88 per 90 menit ketika penguasaan bola diperhitungkan, lebih banyak dari yang pernah dicatat Fabinho.
Hal tersebut mendekati status tekanan luar biasa yang dibukukan Roberto Firminho yakni 33,1 pada musim 2018/2019 atau Diogo Jota tiga tahun kemudian yakni 30,0.
Ada pihak yang sinis terhadap kemampuan Mac Allister di lini tengah Liverpool, namun angka-angka jelas menunjukkan bahwa ia tampil di level yang jauh lebih tinggi dari perkiraan banyak orang.
Sumber: Liverpool.com